Judul : METODE PENGUASAAN BAHASA ARAB
link : METODE PENGUASAAN BAHASA ARAB
METODE PENGUASAAN BAHASA ARAB
A. Latar Belakang
Mempelajari suatu bahasa asing seperti bahasa Arab ialah sangatlah penting untuk mengetahui aturan-aturannya seperti salah satunya ialah al-Jumlatu Ismiyah wa Fi’liyah” tanpa mempelajari aturan-aturannya maka kita sangat sulit dalam menyusun kalimat atau paragraf. Oleh karena itu maka sangatlah penting untuk mengetahui semua aturan-aturan tersebut, agar kita lebih mudah paham bahasa Arab dengan baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan ialah:
1. Apakah ada cara yang lebih efektif dan lebih mudah dalam menguasai bahasa Arab tanpa mempelajari tata bahasa?
2. Apakah dengan mengetahui jumlah ismiyah dan fi’liyah sudah cukup dalam menguasai bahasa Arab dengan baik dan benar?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara yang lebih efektif dan lebih mudah dalam mempelajari bahasa arab.
2. Mengingatkan kepada kita bahwa tidak hanya cukup dengan belajar tata bahasa saja tanpa ada praktik dalam menguasai bahasa asing dengan baik.
II. PEMBAHASAN
A. Jumlah Ismiyyah
Jumlah ismiyyah ialah kalimat yang dimulai dengan isim, baik di permulaan maupun di tengah.
|
|
Contoh:
Pada contoh (1) kalimat “Anta Mukhti’un, adalah jumlah ismiyyah. Contoh (2) terdapat dua jumlah ismiyyah yaitu kalimat yang seluruhnya dan kalimat “Gilaafuhu Azraqu” adalah jumlah mubtada khabar, menjadi khabar dari dari mubtada pertama. (al-kitaabu). Pada contoh (3) kalimat seluruhnya adalah jumlah fi’liyah, karena diawali dengan fi’il. Tetapi kalimat “Anta Naaimun” , adalah jumlah Ismiyah dan menjadi haalun dalam kalimat tersebut.
Perhatikan tebel di bawah ini!
رسول | Rasul | Utusan |
واسع | Wasi’ | Luas |
رب | Rabb | Tuhan |
خالدٌ حاكمٌ | Khalid adalah seorang bijaksana |
بشيرٌ شاعرٌ | Basyir adalah seorang penyair |
محمودٌ عالمٌ | Mahmud adalah seorang yang berilmu/yang tahu |
حامدٌ كريمٌ | Hamid orang mulia |
محمدٌ رسولٌ | Muhammmad adalah seorang utusan |
1. Jenis kalimat-kalimat ini dibentuk dengan dua kata benda. Kata pertama kalimat-kalimat tersebut adalah nama diri (ditandai dengan tanwin un), yang tidak memerlukan kata sandang ال (al). Kata kedua, yang mempunyai kedudukan predikat (khabar) adalah nama jenis. Untuk membentuk kalimat seperti ini , anda hanya tinggal memberikan tanwinpada huruf-huruf terakhir kedua kata tersebut. Apabila anda ingin menerjemahkan ke dalam bahasa Arab dua kalimat:
Hafizh adalah penyair dan Ali adalah penulis
1. Letakkan kata arab شاعر untuk penyair (nama jenis) dan كاتبuntuk penulis (nama jenis).
2. Bubuhkan tanwinpada akhir setiap kata sehingga menjadi:
حافظ شاعرٌ | Hafizh seorang penyair |
علي كاتبٌ | Ali seorang penulis |
2. Apabila kata pertama (subyek [pokok kalimat]) bukan nama diri maka kata sandang ال(al) harus diletakkan pada awal kata, sedang kata kedua tetap ter-tanwin-kan sehingga:
القرآن كتابٌ | Al-Qur’an kitab suci |
الإسلام دينٌ | Islam adalah agama |
الرسول صادقٌ | Rasul adalah seorang yang benar |
Harusa ada persesuaian dalam bilangan dan jenis antara pokok kalimat dan sebutan.
B. Jumlah fi’liyyah (al-Jumlatul Fi’liyyatu)
Jumlah fi’liyyah ialah semua kalimat yang didahului oleh fi’il, baik di permulaan kalimat maupun di tengah kalimat.
|
|
Contoh:
Dalam bahasa Arab ada dua jenis kalimat:
1. Kalimat nominasi الجمل الإسمية adalah kalimat yang pokok kalimatnya ada pada awal kalimat, seperti الله رب = Allah adalah Tuhan, محمدٌ رسولٌ Muhammad adalah utusan, الله بسط الرزق = Allah telah melapangkan rizki.
2. Kalimat verbal الجمل الفعلية adalah kalimat yang kata kerjanya sebelum pokok kalimat. Contoh أتي أمر الله = Perintah Allah telah datang, خلق الله السموات والأرض = Allah telah menciptakan langit dan bumi, أرسلنا موسى= Kami telah mengutus Musa, بعث الله رسولا= Allah telah mengutus seorang Rasul, بسط الله الرزق= Allah telah melapangkan rizki.
Dalam kalimat verbal, kata kerjanya selalu dalam bentuk tunggal, walaupun pokok kalimat yang mengikuti kata kerja tersebut berbentuk gandas atau jamak, contoh: فعسى فرعون الرسول = (Namun) Fir’aun menentang Rasul, سأل سائل= Seorang penanya bertanya, دخل معه السجن فتيان= Dua Pemuda masuk penjara bersamanya, سجد الملائكة كلهم أجمعون = Semua Malaikat sujud
جاء إخوة يوسف = Saudara-saudara Yusuf datang
قالت امرأة العزيز = Isteri Pemimpin berkata
سجدة البنات = Dua wanita sujud dan سجدت النساء = Wanita itu sujud.
3. Kata kerja selalu dalam bentuk tunggal laki-laki, walaupun kalimatnya jamak perempuan, contoh: قال نسوة = Wanita-wanita itu berkata. Kata kerja ini kadang-kadang dalam bentuk tunggal walaupun pokok kalimatnya jamak laki-laki, contoh: قالت الأعراب آمنا = Orang-orang Badui berkata: kami telah beriman. Namun harus diperhatikan bahwa aturan ini berlaku apabila jamaknya bentuk pecah; kalau jamaknya bentuk utuh seperti المسلمون, hanya kata kerja laki-laki tunggal yang digunakan.
4. Pentasrifan kalimat verbal.
Kata kerja madhi memiliki tanda seperti yang telah diuraikan pada bab 13. Kata benda berikut ber-harakat dhammah apabila berfungsi sebagai pokok kalimaat, dan apabila berfungsi sebagai objek kalimat, kata ini ber-harakat fathah, contoh:
دخل خادم بابا دخل الخادم الباب جمع الله الرسول
5. Jika pokok kalimatnya jamak taksir, maka kata kerja tunggal perempuan, apabila tidak menunjukkan manusia laki-laki, contoh:
ظهرت النجوم = bintang-bintang muncul, tetapi ظهر الرجال = Orang-orang laki-laki muncul, walaupun kalimat ظهرت الرجال juga dibenarkan oleh para ahli tata bahasa.
Urutan kata dalam kalimat verbal (Jumlah Fi’liyyah)
Dalam bahasa Indonesia urutan kata yang normal dalam kalimat verbal adalah: pokok kalimat, kata kerja, objek, contoh: seorang gadis telah memecahkan kelas. Dalam bahasa Arab, urutan kata dalam kalimat verbal adalah kata kerja, pokok kalimat, objek langsung. Jadi, kalimat di atas (seorang gadis telah memecahkan gelas) diubah menjadi Telah memecahkan gadis gelas. Letak kata keterangan dan lainnya sering sama dengan objek langsung, contoh: حضر المسلمون الصلاة = Orang-orang Islam bergabung melaksanakan shalat (harfiah: datang)
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam memahami suatu bahasa asing, cara yang paling efektif adalah dengan mempraktikkan langsung tanpa menghiraukan sama sekali tata bahasanya, karena melihat kenyataan atau buktinya orang Arab sendiri atau orang asing tidak mengerti tentang tata bahasanya tetapi dapat berbicara dengan baik dan benar.
2. Bagi pelajar bahasa asing tidak ada jaminan kalau hanya mengetahui sebagian saja dari tata bahasanya. Akan tetapi secara keseluruhan dari tata bahasa, bahasa apa saja.
B. Saran
Cara yang paling ampuh dan mujarab untuk menguasai suatu bahasa asing ialah dengan mempraktikkan langsung tanpa menyentuh tata bahasanya
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Nadwi, Abdullah. Belajar Mudah Bahasa al-Qur’an. Mizan: Indonesia.
Mauhammad, Abu Bakar. Tata bahasa Arab II. Surabaya.
Faisol, Ahmad.Ilmu Nahwu (Terjemahan Nadzam Al-Jurumuyyah dan Nadzam Imrithy). Surabaya: Bintang terang: 1988.
Demikianlah Artikel METODE PENGUASAAN BAHASA ARAB
Sekianlah artikel METODE PENGUASAAN BAHASA ARAB kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel METODE PENGUASAAN BAHASA ARAB dengan alamat link https://macam2-artikel.blogspot.com/2015/12/metode-penguasaan-bahasa-arab.html
0 komentar:
Post a Comment